Hal Yang tak Terlupakan


Pada hari minggu kemarin, tanggal 22 Maret 2009 terjadilah kejadian itu!
kejadian yang sampai saat ini masih ku ingat...
Kawan, maukah kalian semua mendengar ceritaku? Baiklah, aku akan dengan senang hati menceritakan padamu....


Pada hari itu dimulai dengan hal-hal yang biasa. Ketika aku bangun tidur, aku menyapu lantai, kemudian menonton TV hingga pkl 11.30 sampai-sampai aku melupakan kalau aku memang belum sedetikpun menyentuh air(mandi). Sampai di sini apakah kalian semua masih mengerti dengan apa yang aku ceritakan? Baiklah, akan aku teruskan!

Kalau tidak salah pada pkl 14.00 ayahku mengajak aku ke Tlogowungu, menjenguk rumah kakekku yang belum lama ini memang kosong karena kakekku sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Tentu saja aku segera minta untuk ikut, daripada di rumah suntuk diomeli ibuku gara-gara masalah ini-itu.

Tak lama kemudian, kami berangkat menggunakan motor seperti biasa. Sesampainya disana, semua berjalan dengan biasa. Adikku, cepat-cepat berlari ke kandang kambing, sedangkan aku berlari ke kebun melihat apakah ada pohon yang bisa di panjat karena pada saat itu aku ingin sekali memanjat pohon! Namun, sia-sia usahaku, semua pohon sudah dikuasai oleh para semut. Terpaksa aku mengalah dengan mereka kawan! Daripada bengkak-bengkak karena gigitan mereka?

Daripada aku suntuk, aku memutuskan mencari "ogo". Kalian tahu apa itu "ogo"? Itu lho, buah kecil yang berwarna merah menyala, jangan coba-coba memakannya saat belum dimasak atau kau ingin gigimu sakit. Kalian tahu, kulitnya keras sekali!

Sejam berlalu, aku tak tahan sudah. Banyak sekali nyamuk yang mengerumuni aku, menjadikan aku sebagai santapan mereka! Kuputuskan saja untuk kembali ke rumah, dan pada saat itu, kulihat adikku sedang mencoba mengambil buah kelapa. Adikku mencoba dan mencoba, namun usahanya sia-sia belaka. Akhirnya, kuputuskan saja untuk membantunya, toh kalau dapat aku bisa meminum air kelapa itu :)

Aku mendapatkannya! Namun sayang, buah kelapanya sudah tua. Adikku terus saja berkata kalau air kelapanya tidak akan enak bila diminum. Tapi aku masih berkeras untuk meminum air itu, biar sajalah pikirku.

Di luar dugaan, ternyata air kelapanya lumayan enak! Aku tersenyum saat itu karena dugaan adikku salah besar. Kutawari ia air kelapa yang tadi, dan memang katanya air kelapa itu enak sekali. Sedetik kemudian, adikku ingin sekali lagi meminum air kelapa lagi! Tak bisa kuelakkan, akhirnya aku juga membantunya!

Nah kawan...., kejadian ini hanya sebagai permulaan! Masih ada hal yang lebih mengesankan yang ingin aku ceritakan kepadamu....

Singkat cerita, pukul 17.00 kami segera merencanakan untuk pulang, karena hari memang hampir gelap ditambah hujan yang siapa sangka semakin deras saja. Belum setengah perjalanan pulang kami harus berteduh, menunggu hujan reda. Hujan memang sudah agak reda, namun, hujan kembali turun dengan lebih deras! Akhirnya, ayahku memutuskan mengendarai sepeda motor menerobos derasnya hujan. Agaknya, ayahku sedikit khawatir, karena di motor itu bukan hanya ada ayahku saja! Melainkan ada aku dan adikku.

Air sungai meluap sampai ke jalan karena derasnya hujan. Setiap sepeda motor kami menerobos genangan air, air bercipratan membasahi kaki, membuat aku dan adikku tertawa-tawa saking asyiknya. Agaknya, perbuatan kami tertawa-tawa di tengah derasnya hujan memang keterlaluan, terbukti dengan ucapan ayahku yang mengingatkan untuk tidak membuat keributan di jalan,"ojo guyon!" (jangan bercanda!), demikianlah ayahku berteriak mencoba mengalahkan suara derasnya hujan.

Aku pikir rencana ayahku untuk mampir ke warung bakso terkalahkan oleh derasnya hujan, namun, sepeda motor kami berhenti juga di depan warung bakso. Cepat-cepat aku turun, sungguh sial sekali, aku terpeleset! Penyebabnya tak lain dan tak salah lagi adalah sandal yang kupakai ini! Aku memakai sandal tanpa sol! Maka akibatnya adalah aku harus merelakan bokongku ini membentur tanah!

Saat kami tiba, kulihat si Penjual Bakso agaknya tersenyum melihat kami. Mungkin dia merasa terharu melihat kami berhujan-hujanan hanya untuk membeli bakso di warungnya.... Sungguh dramatis!

Ayahku segera memesan 4 bungkus bakso. Kami menunggu bakso sambil menggigil, pakaian kami basah semua! Tak lama kemudian, si Penjual Bakso menyerahkan pesanan kami, Diiringi tangan ayahku yang menyerahkan uang Rp 15.000-an.

Kami bergegas menuju sepeda motor, melanjutkan perjalanan pulang. Sebelum naik ke sepeda motor, aku sempat membersihkan kakiku dengan luapan air sungai. Namun, tiada kusangka, ayahku berteriak,
"Nduk, iki mesti banyu WC! Ketoro ambune koyo ngene!" (Nduk, ini pasti air WC, terlihat dari baunya yang seperti ini).

Nah..., apa tadi yang dibilang ayahku kawan? Brarti, air yang kugunakan untuk mencuci kaki adalah air luapan sungai yang tak lain dan tak bukan adalah AIR WC!!!!

Sesampainya di rumah, ayahku, aku, dan adikku basah kuyup! Tak bisa terelakkan lagi!

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Pati: Asal Mula Desa Getakan dan Makam Nyai Sasi

Keajaiban di Tanah Suci Mekkah

Ada Apa dengan V-day ????