Sejarah Pati: Asal Mula Desa Getakan dan Makam Nyai Sasi



Pada jaman dahulu kala di kota Pati terdapat sebuah desa yang dikenal dengan Desa Getakan. Desa Getakan adalah sebuah desa yang makmur, tenteram, damai dan sejahtera. Sebagian penduduk desa itu bermatapencaharian sebagai pembuat barang-barang dapur. Pekerjaan itu dilaksanakan dengan peralatan sederhana. Tanah liat sebagai bahan baku dan gethak sebagai pembentuk tanah liat yang akan dibuat bentuk apa.


Waktu itu Desa Getakan belum ada namanya dan orang lebih mengenal dengan sebutan “Desa Getakan”. Getakan berasal dari kata “gethak”, alat untuk membuat barang-barang dapur.


Pada jaman kolonial Belanda masyarakat desa diharuskan membayar pajak yang sangat tinggi. Penjajah tidak memikirkan desa Getakan yang hidup pas-pasan sebagai penjual barang-barang kerajinan dari tanah liat. Pada saat terjepit itu, datanglah seorang penolong yang selalu memikirkan nasib rakyat. Orang tersebut terkenal dengan nama Mbah Nyai Sasi. Mbah Sasi bersama kepala desa dan masyarakat dengan lantang menentang kesewenang-wenangan penjajah kolonial Belanda. Di desa Getakan terdapat sebuah parit kecil tetapi panjang dan tidak ada airnya. Di situlah masyarakat dukuh bersembunyi bila ada penjajah menyerang. Anehnya, parit yang kecil itu mampu memuat begitu banyak rakyat dukuh Getakan. Pensembunyian itu tidak terlihat oleh kapal terbang penjajah, karena ditepi persembunyian terdapat pohon bambu yang rimbun.


Perjuangan rakyat tidak padam begitu saja, anak-anak dukuh yang telah dewasa diajari bertempur untuk melawan penjajah. Di bawah pimpinan Mbah Nyai Sasi dan kepala desa, mereka mengadakan perlawanan secara gerilya. Bila mereka kalah, mereka lari ke persembunyian. Dan akhirnya pada suatu pertempuran, para pemuda mengalami kemenangan, lalu mereka pulang ke rumah masing-masing.


Beberapa tahun kemudian, Mbah Nyai Sasi meninggal dunia. Beliau dimakamkan di desa getakan. Ia tidak dibungkus dengan kain mori tetapi dengan kain lawung. Di atas makam terdapat pohon lelayu yang tumbuh subur.


Setelah sepeninggalnya Mbah Nyai Sasi yang terkenal sebagai pahlawan itu, penjajah datang dan dengan mudah menguasai desa Getakan. Kepala desa tertangkap dan disiksa di dekat makam Mbah Nyai Sasi, tetapi anehnya orang yang menyiksa malah mati. Dengan terjadinya peristiwa itu maka orang-orang percaya bahwa Mbah Nyai Sasi masih bersama mereka. Menurut kepercayaan mereka, Mbah Nyai Sasi masih menemui mereka bila akan terjadi wabah penyakit.


Berulang kali masih banyak orang yang bertapa di makam tersebut untuk mencari sebuah keris pusaka. Aka tetapi tak ada seorangpun yang mendapatkan keris pusaka. Menurut cerita orang yang pernah bertapa, Mbah Nyai Sasi berkata bahwa tidak ada orang yang bisa mendapatkan keris tersebut, kecuali, orang tersebut berasal dari Madura dan Banten. Tetapi, jika orang itu mengadakan pertapaan dan malamnya tidak diberi izin, maka mustahil orang itu berhasil.


Di makam Mbah Nyai Sasi sering diadakan suatu pertunjukan selamatan, dan orang yang akan punya kerja.


Dengan demikian maka sekian cerita mengenai Desa Getakan dan Makam Mbah Nyai Sasi yang dikenal sebagai cikal bakal dukuh itu.





SEKIAN.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Keajaiban di Tanah Suci Mekkah

Ada Apa dengan V-day ????